Selasa, 24 September 2013

Istighatsah (memohon pertolongan)




Ustadzuna al-Habib Noval bin Muhammad Alaydrus (Solo)
(Oleh: ustadzuna al-Habib Noval bin Muhammad Alaydrus)

Sudah menjadi sunnatullah, bahwa dalam kehidupan ini kita harus saling tolong menolong. Allah tidak pernah melarang hamba-Nya. Hanya saja, Allah mengingatkan seluruh hamba-Nya bahwa hakikatnya hanya DIA (Allah) lah yang dapat memberi pertolongan. Semua ciptaan Allah sama sekali tidak kuasa untuk berbuat sesuatu tanpa izin dari-Nya. Oleh karena itu, sedikitnya 17 kali dalam sehari kita diperintahkan untuk membaca wahyu-Nya yang berbunyi
إيّاك نعبد وإياك نستعين
“Hanya kepada-Mu kami menyembah, hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
Ayat ini dibaca berulang-ulang agar kita ingat bahwa pada hakikatnya hanya Allah lah yang dapat memberikan pertolongan. Inilah keyakinan yang harus tertanam kuat dalam hati dan teringat selalu setiapkali meminta tolong kepada seseorang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إذا سألت فسأل الله وإذا ستعنت فاستعن بالله
“Jika engkau meminta sesuatu, maka memintalah kepada Allah, jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (HR Tirmidzi, dan Ahmad)

Sayangnya ada sebagian orang yang salah dalam memahami ayat dan hadis di atas dan menganggap orang-orang yang meminta do’a dan pertolongan kepada ulama telah berbuat syirik.

Saudaraku, kita semua meyakini bahwa hanya Allah lah yang dapat menolong kita. Hanya DIA lah yang dapat memberi manfaat dan mencegah keburukan. Itulah keyakinan semua umat Islam. Tetapi apakah dengan demikian apakah kita tidak boleh meminta pertolongan kepada makhluk yang DIA beri keistimewaan? Padahal Allah telah mewahyukan
و تعاون على البر والتقوى
“Dan tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan.”(al-Maidah 5:2)
Di samping itu juga banyak Hadis yang mengajarkan kita agar saling tolong menolong
والله فى عون العبد ما كان العبد فى عون أخيه
“Dan sesungguhnya Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama dia masih menolong saudaranya.” (HR Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud,  Ibnu Majah, dan Ahmad)

Saudarakau, yang Maha Memberikan Pertolongan hanya Allah, akan tetapi Allah menurunkan pertolongan tersebut dengan dua cara, yaitu secara langsung atau dengan sebab tertentu. Sebagai contoh adalah seseorang yang sakit, kita semua mengetahui bahwa yang Maha Menyembuhkan hanya Allah. Akan tetapi,  untuk memperoleh kesembuhan tersebut kita dianjurkan untuk meminta pertolongan dokter atau tenaga ahli lainnya.

Wallahu a’lam.