Sabtu, 24 Agustus 2013

Bid’ah (hasanah) yang dilakukan para Sahabat semasa hidup Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (bagian 2)

Bid’ah mengakhiri  setiap rakaat dengan surat al-ikhlas


Sayyidatuna Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan bahwa pada suatu hari Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam mengutus beberapa sahabat ke medan laga. Beliau shallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk salah seorang di antara mereka sebagai pimpinan. Beliau shallahu ‘alaihi wa sallam menunjuk salah seorang di antara mereka sebagai pimpinan. Anehnya, pimpinan tersebut setiapkali menjadi imam shalatnya, selepas surat al-Fatihah kemudian membaca surat, ia selalu mengakhirinya dengan surat al-Ikhlas. Ketika pasukan perang yang dipimpinnya kembali ke Madinah, para sahabat melaporkan ini kepada Rasulullah shallalahu alaihiwasallam. Setelah menyimak laporan mereka, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata: “tanyakan kepadanya, mengapa ia melakukan hal itu.”
Ketika para sahabat bertanya mengapa ia selalu membaca surat al-Ikhlas selepas al-Fatihah dalam shalatnya, lelaki tersbut menjawab
لأنها صفة الرحمن وأنا أحب ان أقرأها
“Sebab surat al-ikhlas tersebut (memuat) sifat sifat Allah yang Maha Penyayang dan aku suka membaca sifat-sifat Allah.”
Para sahabat menyampaikan jawaban ini kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mendengar alasan lelaki itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
أخبروه أن الله يحبه
“Sampaikan kepadanya, bahwa Allah mencintainya.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa i)

Coba perhatikan, ketika ada sikap dari seorang sahabat yang selalu mengakhiri setiap rakaat sebelum rukuk dengan surat al-ikhlas yang dianggap tidak wajar oleh sahabat yang lain disebabkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melakukannya, tidak pernah mencontohkan, dan tidak pernah pula menganjurkannya. Ketika hal tersebut dilaporkan kepada Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliau shallallhu ‘alaihi wa sallam meminta mereka menanyakan alasannya melakukan hal itu. Kemudian ketika perbuatan dan alasannya tidak bertentangan dengan syariat, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendukung bid’ah sahabat tersebut bahkan menjaminnya mendapatkan surga.

Sumber dari buku “Ahlul Bid’ah Hasanah karya al-Habib Noval bin Muhammad al-Aydrus (Solo).”