Sulthanul Qulub Habib Munzir al-Musawa ketika berkunjung ke Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Kenangan di bumi para wali (Tarim, Hadhramaut, Yaman)
Saya sampai di Tarim, Hadramaut, Yaman di kediaman Guru Mulia. Beliau
mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang
saya dan tersenyum indah.
Tak
lama kemudian terjadi perang Yaman Utara dan Yaman Selatan. Kami di
yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati.
Kami pun harus berjalan kaki kemana-mana menempuh jalan 3-4 km untuk
taklim karena biasanya dengan mobil milik Guru mulia, namun dimasa
perang pasokan bensin sangat minim.
Sulthanul Qulub Habib Munzir al-Musawa ketika berkunjung ke Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. |
Kenangan di bumi para wali (Tarim, Hadhramaut, Yaman)
Saya sampai di Tarim, Hadramaut, Yaman di kediaman Guru Mulia. Beliau
mengabsen nama kami, ketika sampai ke nama saya dan beliau memandang
saya dan tersenyum indah.
Tak lama kemudian terjadi perang Yaman Utara dan Yaman Selatan. Kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati. Kami pun harus berjalan kaki kemana-mana menempuh jalan 3-4 km untuk taklim karena biasanya dengan mobil milik Guru mulia, namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim.
Tak lama kemudian terjadi perang Yaman Utara dan Yaman Selatan. Kami di yaman selatan, pasokan makanan berkurang, makanan sulit, listrik mati. Kami pun harus berjalan kaki kemana-mana menempuh jalan 3-4 km untuk taklim karena biasanya dengan mobil milik Guru mulia, namun dimasa perang pasokan bensin sangat minim.