TRIBUNKALTENG.COM, BANJARMASIN -
Tidak pernah terbersit dalam benak Subeli Arsyad (64) dan istrinya
Nurhaniah (56), jika dia bakal terpilih sebagai keluarga sakinah teladan
Kalsel 2011.
Menurut warga Desa Muning Baru RT1 kecamatan Daha Selatan kabupaten Hulu Sungai Selatan itu, keluarganya juga tidak jauh beda dengan peserta lain yang mengikuti acara tersebut.
“Saya tidak menyangka kalau bakal menjadi juara, makanya tegang banget. Seperti tidak percaya saja,” ujar Subeli sambil membenarkan posisi kopiah hitam yang dikenakan.
Pria yang kulitnya sudah mulai keriput karena dimakan usia itu mengaku, sejak menikahi istrinya 31 tahun silam tepatnya 23 Februari 1980 itu biduk rumah tangganya hingga kini berjalan harmonis. Bahkan hingga kini ia tidak pernah memperlakukan kasar, termasuk mencubit sang istrinya.
Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak yang satu meninggal dunia saat lahir. Meski kondisi keluarganya termasuk dalam ekonomi yang pas-pasan, karena ia hanya seorang guru kampung namun semuanya berjalan harmonis hingga kedua anaknya sudah berhasil meraih gelar sarjana semuanya.
“Sejak awal kami memiliki prinsip saling menghargai, sehingga tidak ada permasalahan dalam rumah tangga. Bahkan mencubit saja kami tidak pernah, karena sama-sama memegang prinsip tersebut,” terangnya.
Menurut warga Desa Muning Baru RT1 kecamatan Daha Selatan kabupaten Hulu Sungai Selatan itu, keluarganya juga tidak jauh beda dengan peserta lain yang mengikuti acara tersebut.
“Saya tidak menyangka kalau bakal menjadi juara, makanya tegang banget. Seperti tidak percaya saja,” ujar Subeli sambil membenarkan posisi kopiah hitam yang dikenakan.
Pria yang kulitnya sudah mulai keriput karena dimakan usia itu mengaku, sejak menikahi istrinya 31 tahun silam tepatnya 23 Februari 1980 itu biduk rumah tangganya hingga kini berjalan harmonis. Bahkan hingga kini ia tidak pernah memperlakukan kasar, termasuk mencubit sang istrinya.
Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak yang satu meninggal dunia saat lahir. Meski kondisi keluarganya termasuk dalam ekonomi yang pas-pasan, karena ia hanya seorang guru kampung namun semuanya berjalan harmonis hingga kedua anaknya sudah berhasil meraih gelar sarjana semuanya.
“Sejak awal kami memiliki prinsip saling menghargai, sehingga tidak ada permasalahan dalam rumah tangga. Bahkan mencubit saja kami tidak pernah, karena sama-sama memegang prinsip tersebut,” terangnya.
tribun Kal Teng