Dikisahkan, pada suatu hari seorang pelanggan datang ke tempat tukang
cukur untuk merapikan rambut dan mencukur kumisnya. Si tukang cukur
mulai bekerja dan seperti biasa memulai pembicaraan sehingga suasana
menghangat. Mereka berbicara tentang berbagai topik pembicaraan,
sehingga sampailah diskusi tentang Tuhan.
Si tukang cukur berkata: “Saya tidak percaya Tuhan itu ada.”
Si pelanggan berkata: “Kenapa anda berkata seperti itu?”
Si tukang cukur berkata: “ Coba bapak perhatikan keadaan di jalanan di
depan sana, itu sudah cukup membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Jika
Tuhan itu memang ada, tentu tidak ada orang yang sakit, tidak ada anak
yang terlantar, dan tidak akan ada kemiskinan atau kesusahan.”
Si pelanggan terdiam dan tidak menjawab pertanyaan si tukang cukur,
pikirnya tidak ada gunanya berdebat bila tidak ada dalil dan bukti yang
kuat sehingga hanya akan menjadi debat kusir saja.
Si tukang
cukur menyelesaikan pekerjaannya. Setelah si pelanggan membayar dan
beranjak meninggalkan tempat si tukang cukur, tepat di balik pintu
keluar ia melihat seseorang dengan rambut panjang acak-acakan, kotor,
dan janggut tidak terawat. Orang itu terlihat kotor dan jorok.
Si pelanggan menghampiri si tukang cukur lalu berkata, “Maaf pak, menurut saya, tukang cukur itu juga tidak ada!”
Si tukang cukur membalas: “ Bagaimana anda bisa berkata seperti itu,
sedangkan saya di sini dan baru saja selesai mencukur anda?”
Si
pelanggan menyahut: “Tukang cukur itu tidak ada! Kalau tukang cukur itu
memang benar-benar ada, tentu tidak akan ada orang dengan rambut
panjang yang kotor dan janggut acak-acakan seperti pria di luar sana
itu.”
Tukang cukur menoleh ke arah jalan dan menyaksikan orang
yang dimaksud kemudian berkata, “Tukang cukur tetap saja ada! Jika anda
melihat orang seperti itu, itu adalah salah mereka sendiri. Kenapa
mereka tidak datang ke saya? Tidak minta saya cukur?.”
Si
pelanggan menjawab. “itulah yang saya maksud, saya setuju dengan bapak.
Sesungguhnya Allah itu ada, akan tetapi kebanyakan orang tidak mau
mendatangi-Nya, tidak mau mencari-Nya, tidak mau meminta tolong
kepada-Nya. Oleh karena itu, banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di
dunia ini.”
Maulana al-Habib Noval bin Muhammad Alaydrus dalam buku beliau ‘Jurus-jurus takwa.’
Dikisahkan, pada suatu hari seorang pelanggan datang ke tempat tukang cukur untuk merapikan rambut dan mencukur kumisnya. Si tukang cukur mulai bekerja dan seperti biasa memulai pembicaraan sehingga suasana menghangat. Mereka berbicara tentang berbagai topik pembicaraan, sehingga sampailah diskusi tentang Tuhan.
Si tukang cukur berkata: “Saya tidak percaya Tuhan itu ada.”
Si pelanggan berkata: “Kenapa anda berkata seperti itu?”
Si tukang cukur berkata: “ Coba bapak perhatikan keadaan di jalanan di depan sana, itu sudah cukup membuktikan bahwa Tuhan itu tidak ada. Jika Tuhan itu memang ada, tentu tidak ada orang yang sakit, tidak ada anak yang terlantar, dan tidak akan ada kemiskinan atau kesusahan.”
Si pelanggan terdiam dan tidak menjawab pertanyaan si tukang cukur, pikirnya tidak ada gunanya berdebat bila tidak ada dalil dan bukti yang kuat sehingga hanya akan menjadi debat kusir saja.
Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya. Setelah si pelanggan membayar dan beranjak meninggalkan tempat si tukang cukur, tepat di balik pintu keluar ia melihat seseorang dengan rambut panjang acak-acakan, kotor, dan janggut tidak terawat. Orang itu terlihat kotor dan jorok.
Si pelanggan menghampiri si tukang cukur lalu berkata, “Maaf pak, menurut saya, tukang cukur itu juga tidak ada!”
Si tukang cukur membalas: “ Bagaimana anda bisa berkata seperti itu, sedangkan saya di sini dan baru saja selesai mencukur anda?”
Si pelanggan menyahut: “Tukang cukur itu tidak ada! Kalau tukang cukur itu memang benar-benar ada, tentu tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan janggut acak-acakan seperti pria di luar sana itu.”
Tukang cukur menoleh ke arah jalan dan menyaksikan orang yang dimaksud kemudian berkata, “Tukang cukur tetap saja ada! Jika anda melihat orang seperti itu, itu adalah salah mereka sendiri. Kenapa mereka tidak datang ke saya? Tidak minta saya cukur?.”
Si pelanggan menjawab. “itulah yang saya maksud, saya setuju dengan bapak. Sesungguhnya Allah itu ada, akan tetapi kebanyakan orang tidak mau mendatangi-Nya, tidak mau mencari-Nya, tidak mau meminta tolong kepada-Nya. Oleh karena itu, banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”
Maulana al-Habib Noval bin Muhammad Alaydrus dalam buku beliau ‘Jurus-jurus takwa.’